Sabtu, 16 Januari 2016

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP NEGARA HUKUM

A. Pada Masa Rasulullah

     Dari catatan sejarah kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW. hijrah ke madinah pada tahun 622 M. ada dua aktivitas yang sangat penting yang beliau lakukan setibannya di madinah,yaitu mendirikan masjid di Quba dab city-state di madinah. dua peristiwa itu membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw. telah melaksanakan dua macam doktrin islam yang pokok yaitu hubungan manusia dengan Allah swt. dan hubungan manusia dengan manusia. keduannya di sebut dalam bahasa Al-Qur'an : " hablun min Allah wa hablun min Al-nas ". perilaku nabi Muhammad pada permulaan periode madinah itu membuktikan bahwa sejak semula islam mempertautkan dengan erat antara agama dan negara. sehubungan dengan dua pokok dua doktrin dalam Al-Qur'an itu dalam bagian ini penulis menyajikan suatu analisa tentang bagaimana implementasi prinsip-prinsip negara hukum menurut al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah selama masa pemerintahan Nabi Muhammad saw itu.

     Sebagai kepala negara, untuk setiap keputusan yang beliau tetapkan. Nabi Muhammad saw. selalu melakukan musyawarah atau syura dengan para sahabat. beliau menetapkan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur'an, surah asy-Syuura/42:38 dan surah Ali Imran/3:159. Nabi Muhammad Saw. dalam setiap keputusannya sebagai kepala negara tidak pernah bertindak otoriter. beliau dengan patuh berpegang pada pada prinsip-prinsip syura sebagaimana di gariskan di dalam Al-Qur'an. salah satu contoh pelakasanaan prinsip syura yang sangat terkenal dalam sejarah islam ialah ketika madinah di serang  oleh orang-orang Quraisy dari mekkah dalam perang di bukit uhud dekat kota madinah. Nabi Muhammad saw bersama dengan para sahabat beliau berunding, bagaimana mengatur strategi di dalam menghadapi musuh yang sedang mendekati kota madinah itu. para sahabat berpendapat supaya menghadapi musuh di luar kota madinah. Nabi sendiri berpendirian supaya pasukan islam tetap bertahan di dalam kota madinah. pendirian bliau sebagai kepala negara tidak beliau paksakan untuk di laksanakan. dengan sikap pemimpin yang berhati besar, Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negara memutuskan untuk menghadapi orang-orang quraisy  yang datang dari kota mekkah di suatu lokasi di luar kota madinah yang terkenal dalam sejarah dengan sebutan bukit uhud. meskipun pertempuran di bukit uhud itu berakhir dengan kekalahan pada pihak pasukan madinah,tetapi Nabi Muhammad Saw, tidak merasa menyesal. apapun kosenkuensi yang akan di hadapi,apabila suatu keputusan telah di ambil secara musyawarah,maka beliau sebagai kepala negara merasa terikat dan berkewajiban melaksanakan keputusan itu. demikian pula halannya dengan peristiwa perang di bukit uhud. sebagai kepala negara beliau memiliki peluang yang besar untuk bertindak otoriter menurut keinginan, namun, beliau tidak pernah melakukannya. Nabi sangat menghargai keinginan dan pendapat para sahabatnya dengan segala konsekuensinya,seperti yang terjadi pada masa perang uhud tersebut. kirannya perlu dicatat, dalam proses musyawarah sebagaimana di terapkan oleh Rasulullah, setiap peserta mempunyai berhak sepenuhnya mengemukakan pandangan dan pendapatnya tentang suatu poko yang menjadi masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar